Omnas Mafahim, Benteng Moderasi Islam
SYAMSUL A. HASAN3735x ditampilkan Kabar Pesantren
Olimpiade Mafahim Nasional (Omnas Mafahim) III 2019 sebagai benteng dari Islam aliran keras dan mencetak kader ahlussunah wal jamaah ala manhaj Abuya Sayyid Al-Malaki Al-Hasani. Omnas Mafahim selalu berinovasi dan berkreasi agar mampu tumbuh berkembang dan diterima semua kalangan. Mafahim kali ini, bukan hanya diikuti para santri namun juga para masyayikh.
Demikian beberapa pernyataan yang disampaikan pada acara pembukaan Omnas Mafahim Hai’ah Ash-Shofwah Al-Malikiyyah di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo tadi malam. Menurut KH. Abdillah Mukhtar, salah seorang pengurus Ash-Shofwah, tujuan Omnas Mafahim agar ahlussunnah wal jamaah memiliki kader yang akan meneruskan perjuangan Sayyid Al-Maliki. Di samping itu Omnas Mafahim berfungsi sebagai benteng Islam dari beberapa aliran keras dan menyimpang lainnya. Karena dalam Omnas tersebut terdapat perlombaan yang diambil dari kitab Mafahim Yajibu An-Tushohhah karya Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. “Kitab tersebut berisi akidah yang akan membentengi kita dari aliran keras dan menyimpang,” tutur Kiai Abdillah.
Kiai Abdillah Mukhtar menghimbau agar santri belajar yang sungguh-sungguh dan mempersiapkan diri dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat. Karena tantangan kita sekarang lebih berat.
Sementara itu KHR. Ach. Azaim Ibrahimy, dalam sambutannya menceritakan hubungan historis keilmuan dan perkhidmatan antara Sayyid Al-Maliki dengan Pondok Sukorejo. Menurut Kiai Azaim, Kiai Syamsul Arifin (pendiri Pondok Sukorejo) salah satu gurunya adalah Sayyid Abbas Al-Maliki. Kiai As’ad juga berguru Sayyid Alwi bin Sayyid Abbas Al-Maliki. Begitu pula, Kiai Azaim berguru kepada Sayyid Muhammad bin Alwi dan Sayyid Ahmad bin Muhammad Alwi Al-Maliki. Dengan begitu, menurut Kiai Azaim Pondok Sukorejo sangat bersenang hati ketika ditempati acara Omnas Mafahim. Ketika Pondok Sukorejo ditunjuk sebagai tuan rumah, Pondok Sukorejo menerima dengan senang hati walaupun fasilitasnya terbatas. “Karena Pondok Sukorejo selalu berkhidmah dan berjuang,” imbuhnya.
Menurut Kiai Azaim Omnas Mafahim kali ini membuat terobosan baru yaitu mengadakan Gowes Religi. Kegiatan bersepeda gunung tersebut diikuti para masyayikh dari Hai’ah Ash-Shofwah. Kegiatan tersebut terinspirasi untuk mengikuti jejak ulama terdahulu yang sering mengadakan kunjungan dan bersilaturrahim kepada masyarakat di pelosok pegunungan. Masyarakat akan terkenang dengan kunjungan ulama tersebut.
Menurut Kiai Azaim rencana Gowes Religi ini mendapat sambutan dari masyarakat luas. Bahkan kegiatan tersebut juga mendapat fasilitas dari kalangan non-muslim. “Semoga berkat gowes dan doa para masyayikh mereka mendapat hidayah,” imbuh Kiai Azaim.
Menurut ketua panitia, acara Gowes berasal dari ide Kiai Azaim. Kemudia panitia menyampaikan kepada pengurus Hai’ah Ash-Shofwah dan beliau-beliau merestui bahkan akan berpartisipasi dalam Gowes. Menurut panitia, sampai tadi malam peserta Omnas sebanyak 350 orang dan beberapa utusan pesantren masih dalam perjalanan. Peserta dari berbagai daerah bahkan ada pula yang dari Palembang dan luar Jawa lainnya.